JAKARTA (DP) – Daihatsu terus menyoalisasikan program CSR ‘Stop Bullying Anak’ sejak program ini digulirkan pada 2017. Dengan menggandeng Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) ingin memberikan pemahaman itu kepada seluruh anak-anak dan para orang tua.
Kali ini, bersama Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi DKI Jakarta, Daihatsu dan Komnas Perlindungan Anak menggelar acara itu di Auditorium Perpustaakan Nasional RI, Jakarta Barat.
Mengusung tema ‘Stop Bullying! Daihatsu Sahabat Anak’, even ini juga sekaligus bentuk apresiasi kepada para pengurus RPTRA (Ruang Publik Terbuka Ramah Anak) dan juga anak-anak yang telah menjadi agen Stop Bullying di lingkungan sekolah mereka.
Turut hadir pada acara tersebut Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi DKI Jakarta, Fery Farhati Baswedan, dan Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait.
Pada acara ini, ADM memberikan apresiasi kepada 10 RPTRA yang telah bekerja sama guna mengkampanyekan pesan Stop Bullying. Pada seremoni acara ini, Ketua TP PKK DKI Jakarta turut menyematkan Pin Daihatsu Sahabat Anak kepada 20 anak-anak sebagai tanda perwakilan agen Stop Bullying.
Sejak kampanye ini digulirkan, tercatat sebanyak 420 orang tua dan 1.420 anak berpartisipasi, disusul pada 2018, sebanyak 1.530 orang tua dan 2.600 anak turut mengikuti program ini.
Meningkatnya jumlah peserta ini membuktikan bahwa masyarakat mengapresiasi program ini karena merasakan hasil yang positif tentang edukasi yang terus dilakukan oleh Daihatsu.
Melalui program ini, para peserta, khususnya orang tua dapat lebih memahami dan sadar akan makna bullying dan semakin memperhatikan sikap dan perilaku sang anak.
Bagi anak-anak itu sendiri, juga semakin berani mengingatkan ke temannya akan bahaya dan resiko bullying, dan dapat melaporkan kepada guru di sekolah, serta membuat beragam poster stop bullying di sekolah.
Dalam rilis resminya, Rabu (20/3), General Affairs Division Head PT ADM, Haryanto Nurya Hadiwijaya berharap semua pihak dapat menjadi agen dalam mengampanyekan stop bullying itu.
“Hal ini bisa dimulai dari dalam rumah sendiri, yaitu dari orang tua ke anak-anak mereka. Komunikasi yang terbuka, serta sikap orang tua yang mau menjadi pendengar bagi anak merupakan salah satu kunci untuk meminimalisir tindakan bullying terhadap anak-anak,” pungkas Haryanto. [dp/MTH]