Begini Dampak Buruk Oli Mesin Tercampur Air, Siap-siap Overhaul Loh!

DAPURPACU – Di musim penghujan seperti ini, genangan air atau bahkan banjir menjadi musuh paling mengerikan buat kendaraan. Terlebih untuk sepeda motor dengan postur yang pendek.

Aspek inilah yang membuat sepeda motor sangat rentan kemasukan air jikat nekat menerabas banjir, melewati batas amannya yaitu saringan udara yang posisinya di bawah.

Pasalnya, tindakan demikian dapat menyebabkan air masuk melalui celah-celah mesin. Yang berarti, air tersebut akan bercampur dengan oli mesin dan berpotensi merusak komponen-komponen di dalamnya.

“Kondisi oli yang tercampur dengan air membuat daya pelumasannya tidak maksimal,” tutur Brahma Putra Mahayana, Technical Specialist PT Pertamina Lubricants.

Efek menerabas banjir bisa jadi air masuk ke ruang mesin, yang dibuktikan adanya bulir-bulir air pada oli mesin.

“Sementara komponen di dalam mesin seperti piston, kruk as, noken as dan lain-lainnya membutuhkan pelumasan yang sempurna,” imbuhnya, dalam siaran resmi, Kamis (1/12) lalu.

Brahma memaparkan, dampak dari masuknya air ke dalam ruang mesin membuat gesekan antar komponen yang notabene berupa logam tak dapat terhindarkan.

“Dengan kata lain, semua komponen tadi akan rusak karena saling bergesekan. Oli yang sudah bercampur air akan kehilangan fungsi pelumasannya, dan jika dibiarkan tentu saja lama kelamaan pasti merusak komponen di dalam mesin,” sahutnya.

Endapan Oli Penyebab Kerusakan Mesin

Oli mesin yang tercampur air dapat menimbulkan endapan yang mengakibatkan terpampatnya saluran oli. Jika demikian adanya, mesin akan mengalami kerusakan parah. Satu-satunya cara adalah dengan overhaul (turun mesin).

Cek juga kondisi oli via dipstick sehabis Anda melewati genangan atau banjir.

“Kalau sudah seperti ini, harus turun mesin (overhaul). Setelah itu, endapan oli bisa dibuang dan pemilik kendaraan harus mengganti komponen yang rusak,” terangnya.

Selain itu, air yang memiliki sifat asam juga berbahaya untuk bagian internal mesin. Disebutkan, korosi pada komponen-komponen mesin bisa terjadi akibat adanya air.

Untuk itu, lanjut Brahma, sebaiknya langsung kuras oli mesin setelah menerabas genangan air yang tinggi alias banjir. Untuk meyakinkannya, cek kondisi oli melalui dipstick.

“Kalau ada buih, besar kemungkinan air sudah masuk ke mesin. Akan semakin jelas saat oli yang dibuang berwarna seperti kopi susu. Tandanya oli sudah terkontaminasi,” paparnya kemudian.

Untuk melakukan penggantian oli pun sebaiknya dilakukan beberapa kali, untuk memastikan sudah tidak ada air di dalam ruang bakar dan warna oli sudah seperti baru.

Brahma mengimbau untuk mengganti oli yang sudah kemasukan air minimal dua kali. Hal ini untuk memastikan tidak ada lagi air di dalam mesin dan oli yang baru akan memiliki fungsi pelumasan yang maksimal.

Masalah akibat melewati banjir pun tidak hanya para komponen-komponen pada mesin, bisa merambat ke bagian lain seperti transmisi terutama untuk motor matic.

Faktanya, oli transmisi di motor matic tersebut rentan tercampur air jika nekat menerabas genangan atau banjir, mengingat penggerak rodanya berasal dari area CVT.

“Jika sampai rusak, maka lebih banyak lagi biaya yang harus disiapkan untuk perbaikannya. Untuk efek lain dari oli tercampur air, performa mesin terasa berat dan mesin cepat panas,” tutup Brahma. [dp/MTH]

Previous articleDaihatsu Urban Fest, Siap Pikat Gen Milenial di Makassar
Next articleHonda WR-V Mulai Diproduksi di Pabrik Honda Karawang