Jatuh Bangun David Djaja Ukir Prestasi di Dunia Balap Tanah Air

DAPURPACU – Pebalap muda yang terjun di ajang balap Indonesian Sentul Series Of Motorsport (ISSOM) dalam kurun waktu dua tahun belakangan ini, cukup mengejutkan para seniornya.

Pasalnya, David Djaja berhasil tampil memukau dan tercatat mampu menorehkan beragam prestasi di setiap kelas yang diikuti pada ajang balap di Indonesia.

Sebagai pendatang baru jelas menjadi sebuah prestasi positif bagi pria yang baru saja merayakan ulang tahun ke-18 itu, dan mulai terjun di dunia balap pada 2021.

“Timeline-nya itu di 2019, tepatnya pertengahan 2019 hingga akhir tahun itu, kita bangun mobil untuk balap,” buka David dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/3).

David memaparkan bahwa Honda Civic Estilo yang dibangunnya selesai pada 2020. Dikarenakan kondisi pandemi, gelaran ISSOM hanya digelar sebanyak 1 race saja di akhir 2020.

Dengan mengandalkan mesin B16 yang dipasangkan pada Civic Estilo, David terjun di dua kelas sekaligus yaitu Super Touring Car Racing (STC-R) 3600 dan 2100 pada dua race yang digelar.

Ia mengaku saat mengikuti balapan, dengan hanya mengandalkan mesin 1600 cc pada Civic Estilo miliknya itu mampu bersaing dengan kompetitif. Berangkat dari itu, David bersama tim pun berbenah diri.

Pada ISSOM musim 2021, dirinya mengikuti seluruh seri yang digelar, dimana tim memutuskan untuk meningkatkan kapasitas mesin menjadi 1800 cc agar bisa terjun di kelas 2.000 cc.

“Di tahun itu kita ikut full, dari round 1 sampai round 6. Di round 1 kita langsung dengan mesin 1.600 cc. Karena enggak ada peserta cuma saya sendiri, akhirnya saya memutuskan untuk upgrade mesin pakai yang ada, yakni 1.800 cc,” ujar asuhan Sunny TS itu.

Pada saat itu, David mengaku persaingan ketat terjadi. Dengan mengandalkan Civic Estilo, David ternyata mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

“Kurang lebih diikut lima pebalap menggunakan Estilo juga. Umumnya spesifikasi mesinnya itu 2.000 cc, dan tahun itu masing-masing pebalap saling pecah-pecahkan rekor,” imbuhnya.

Bersaing di Kelas ITCR 1.500

Berbekal di musim 2021 dan sukses mengukir prestasi di kancah balap Tanah Air, David, tim dan sang mentor Sunny TS, akhirnya dia memutuskan untuk turun di kelas ITCR 1.500.

Bagi David, terjun di kategori balap tersebut diakuinya menjadi salah satu kelas yang bisa dibilang paling kompetitif di Indonesia, dengan jumlah peserta yang cukup banyak.

“Karena di kelas ini biasanya menggunakan mobil-mobil baru, seperti Jazz maupun City Hatchback, dengan spesifikasi standar. Yang diubah hanya suspensi,” paparnya.

David pun mengungkapkan alasannya turun di kelas tersebut, lantaran persaingannya itu tentu kompetitif dan juga tidak mengeluarkan biaya yang terlalu besar.

“Mostly standar-lah, sesama mobil peserta. Semua power-power nya mirip. Karena mesin standar dan tergolong lebih saving cost daripada Estilo yang full modifikasi,” katanya.

Kiprah David di ISSOM pun berbuah manis, di mana dia sukses keluar sebagai juara nasional untuk musim 2022. David pun diganjar penghargaan IMI Awards 2021 & 2022 untuk Juara Nasional Balap Mobil Kategori – Sesi 2 : Balap Mobil – ITCR 1500CC – Non Seeded.

Pencapaian itu tak lepas dari kepiawaan David untuk menaklukkan Kelas Non Seeded di musim balap 2022. Bahkan ketika balap bergulir, David berhasil mengungguli Seeded A dan B ketika balapan berlangsung.

“Balapnya bareng Seeded A dan B dan mostly selama musim balap 2022, saya ada di depan Seeded B dan berada di belakang Seeded A,” cerita David lebih lanjut.

Pada musim balap lalu, David yang menunggangi Honda Jazz berkelir kuning harus bersaing dengan City Hatchback yang notabene punya tenaga lebih besar.

“Jika dibandingkan City Hatchback, Jazz tenaganya sangat kurang. Jadi untuk mengejar ketertinggalan mau enggak mau harus belok maksimal meskipun power-nya kurang. Hal ini menguji dan membangun skill saya,” jelasnya.

Tetap Fokus di Dunia Pendidikan

Sejalan dengan prestasinya di dunia balap, David pun berencana untuk mengejar prestasi di dunia studinya. Untuk itu, David berencana untuk berkuliah di Australia.

Pun begitu tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap berkiprah dan berprestasi di dunia balap Tanah Air. Meski saat ini, David terhambat karena kondisi tim yang tengah membangun City Hatchback.

“Tahun ini saya enggak turun di kelas ITCR 1.500, kendalanya karena harus ‘bangun’ City Hatchback yang memakan biaya. Cost operasional-nya tentunya enggak sedikit,” jelasnya.

David menegaskan bahwa saat ini dana yang dimilikinya dialihkan untuk biaya kuliah terlebih dahulu. Dia pun tidak menutup kemungkinan untuk menggaet sponsor dan juga bergabung bersama tim balap pabrikan alias factory driver ataupun team non-pabrikan.

“Di musim balap tahun ini, saya melihat peluang dahulu. Karena kalau pakai Jazz-kan sudah enggak mungkin. Lagi coba cari sponsor, untuk balap Estilo,” tambahnya.

“Walaupun enggak kejurnas, kalau bisa skill yang sudah ada tetap kita keep. Harapan saya ya tentu bisa menjadi factory driver atau pebalap tim non-pabrikan,” tandasnya. [dp/TH]

Previous articlePabrik Honda Indonesia Sudah Berusia 20 Tahun, ini yang Diproduksi
Next articleSuku Cadang Chery Omoda 5 Mulai Tersedia di Gudang Sparepart Cikarang