DAPURPACUID – ECGO, merek sepeda motor listrik resmi bekerja sama dengan Gotion Indonesia untuk memasok baterai (battery pack), sebanyak 2 juta unit selama tiga tahun.
Kolaborasi ini sebagai bagian dari upaya kedua belah pihak untuk mendorong sebanyak 1 juta pengemudi ojek online (ojol) guna beralih ke motor listrik menggantikan motor konvensional.
Dalam kemitraan tersebut digelontorkan biaya investasi senilai US$600 juta, atau setara Rp9,6 triliun (Rp16.069 per dolar AS). Tidak disebutkan apakah produksi baterai itu berjenis Lithium Iron Phosphate (LFP), Nickel Manganese Cobalt (NMC), atau Lithium Manganese Ferrous Phosphate (LMFP).
Seperti diketahui, Gotion Indonesia memiliki kolaborasi strategis dengan pabrikan mobil di sektor kendaraan listrik, meliputi Wuling, DFSK, SWAP, Chery dan NETA.
General Manager Gotion Indonesia, Zhen Hailu mengakui bahwa perkembangan kendaraan listrik di Indonesia, baik sepeda motor maupun roda empat semakin masif belakangan ini.
Zhen menambahkan, adanya kolaborasi bersama ECGO tersebut merupakan momen penting dalam upaya menanamkan keberlanjutan di sektor ekonomi utama, khususnya industri otomotif.
“Kemitraan ini bertujuan untuk secara dramatis memajukan transisi energi Indonesia dengan meningkatkan mobilitas perkotaan berkelanjutan dan mendukung pembangunan ekonomi transportasi lokal,” imbuhnya di Jakarta, Senin (27/5).
“Solusi baterai kami tak hanya tentang memajukan teknologi, tapi membuat dampak nyata, terutama meningkatkan kualitas udara perkotaan dan meningkatkan kualitas hidup jutaan orang,” jelasnya.
Dalam peta rencana kerja sama tersebut, pada tahun ini (2024) perusahaan akan meluncurkan sebanyak 200.000 paket baterai untuk 100.000 sepeda motor listrik.
Kemudian di 2025 akan merilis 800.000 paket baterai untuk 400.000 sepeda motor listrik, dan di 2026 akan meluncurkan 1 juta paket baterai bagi 500.000 motor listrik, sehingga total menjadi 1 juta ojol.
“1 juta motor listrik menggantikan motor bensin akan mengurangi emisi karbon hingga 14 juta ton setiap tahun. Peralihan ini juga membantu pemerintah menghemat subsidi bensin Rp5,4 triliun per tahun,” kata paparnya.
Di sisi lain, Director ECGO, William Teng menuturkan, program penyediaan paket baterai tersebut memang difokuskan untuk para pengemudi ojol.
Disebutkan sebanyak 6 juta unit motor yang beredar digunakan oleh driver ojol, dimana dalam sehari bisa menempuh jarak sejauh 180 km. Hal ini tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu yang menyuplai polusi.
William mengakui, jika para driver ojol menggunakan motor listrik (EV) maka secara tidak langsung dapat membantu pemerintah menghemat subsidi dan mengurangi emisi.
“Kolaborasi ini untuk mengurangi polusi perkotaan dan biaya operasional ojol secara signifikan, sembari meningkatkan pendapatan mereka dan mengampanyekan mobilitas yang lebih bersih dan efisien,” tandasnya.
Untuk itu, ECGO menawarkan program tanpa DP buat ojol dengan angsuran Rp55.000 per hari selama setahun (12 bulan), dengan jaminan baterai seumur hidup.
Setelah setahun berakhir, mereka hanya membayar Rp15.000 per hari untuk biaya sewa baterainya. Nantinya pengendara dapat satu unit ECGO 3 dan dua baterai dari Gotion Indonesia yang bisa ditukar.
Adapun untuk satu baterai diklaim mampu menempuh jarak sejauh hingga 80 km, sehingga jika digabungkan menjadi dua baterai total jelajahnya direntang 130 km – 140 km.
Sementara untuk biaya swap baterai mulai dari Rp5.000, atau bisa diisi ulang kembali di rumah memakai standard charger atau fast charger.
Kalau mengisi baterai sendiri, bisa memakan waktu sekitar 4-5 jam dengan mode standard charger. Sedangkan bila menggunakan fast charging, cukup 2 jam 30 menit baterai akan terisi penuh.
Untuk menunjang populasi kendaraan listrik, Gotion menggandeng PT Nev Stored Energy membangun ekosistem baterai, serta jaringan pengisian dan outlet penggantian baterai (Swap Charging). [dp/EK]
