DAPURPACUID – Usai menuntaskan solo touring Jakarta ke 0 Km Sabang di penghujung 2023, tidak lantas pria ini menghentikan misi terus berpetualang ke wilayah lain di Indonesia.
Made Angga kembali menjajaki ‘ganasnya’ aspal lewat solo touring ke wilayah timur Indonesia, dengan menggunakan tunggangan yang sama yaitu Honda CB150R Streetfire.
Dengan tujuan utama ke Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Angga juga melakukan penjelajahan ke kota-kota eksotik di Indonesia Timur hingga ke Timor Leste.
Untuk perjalanan yang dilakukannya di akhir tahun 2024 lalu, solo touring kali ini dilakoninya hingga memakan waktu 42 hari dengan jarak tempuh sekitar 6.500 km.
Untuk rutenya sendiri, Angga memulai perjalanan dari Jakarta – Lombok – Sumbawa – Flores – Rote – Kupang – Timor Leste – Sumba – Nusa Penida – Bali dan kembali ke Ibu kota Jakarta.
“Di perjalanan kali ini terdapat banyak perbedaan yang saya lihat di Indonesia barat dan Indonesia timur,” buka Angga, dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/2).
Bukan tanpa alasan pria yang berdomisili di Jakarta ini ingin kembali menembus rasa ketakutannya, dengan melakukan turing ‘sendirian’ dengan jarak terbilang sama seperti saat ke Sabang.
Dengan motor yang dimodifikasi bergaya adventure, dia tidak melakukan pembongkaran mesin pasca menyelesaikan turing kemarin. Dia hanya melakukan servis ringan saja, termasuk penggantian oli mesin.
Pada turing kali ini, Angga kembali mendapat dukungan PTT Lubricants Indonesia lewat penggunaan oli mesin PTT Challenger Superbike 10W40 Ester Technology.
Dia mengaku, selain faktor motor yang memang terkenal tangguh untuk melahap perjalanan jarak jauh, faktor pelumas juga menjadi penyumbang itu semua.
“Padahal saat turing ke 0 KM Sabang, dalam satu hari motor saya pacu hingga 700 – 800 km dalam waktu 19 hingga 20 jam dan tetap aman. Itulah mengapa saya tidak melakukan pembongkaran mesin,” paparnya.
Menariknya, lanjut Angga, periodik penggantian oli mesin PTT Challenger Superbike 10W40 selama turing ke Timor LEste saat jarak tempuh mencapai 4.000 km.
Dengan medan Indonesia timur yang lebih ekstrem dan juga cuaca yang sangat panas, dia mengeklaim pelumas ini mampu melindungi mesin dengan optimal.
“Awalnya dengan medan se-ekstrem ini, saya kira pelumas akan rusak dan tersisa setengah pada 4.000 km. Ternyata pelumasnya tetap kuat meskipun dalam kondisi yang sangat berat sekalipun,” imbuhnya.
Sebagai informasi, dari Jakarta dia menuju Situbondo melewati jalur Pantura, lalu menyebrang ke Lombok, Sumbawa, Flores, Komodo, Pulau Padar, 0 Km Selatan Indonesia di Pulau Oote.
Berlanjut ke Kota Kupang, Timor Leste, Sumba, Gili Trawangan, Nusa Penida, Bali, dan kembali ke Jakarta melewati Banyuwangi melalui jalur lintas selatan Pulau Jawa.
Selama perjalanan, dia melihat perbedaan alam antara Indonesia barat dan Indonesia timur, seperti cuaca yang lebih panas dan kering, tetapi pantainya sangat menarik.
Saat eksplorasi di Pulau Timor, ia melihat banyak pemandangan yang indah hingga ke Timor Leste dan tiga PLBN, yaitu PLBN Motamasin, PLBN Motaain, serta PLBN Wini.
Dalam perjalanan tersebut, ia harus 12 kali menaiki kapal laut untuk menyeberang antar pulau dengan jadwal yang jarang, serta ombak laut yang ganas, seperti di Laut Sawu dan beberapa selat lainnya.
Kondisi fisik saat turing di Indonesia timur ini sangat diuji, karena selain cuaca panas, medan ekstrem dan badai yang besar di daratan, dia juga harus menyeberang selama 15 hingga 30 jam untuk menuju ke pulau lainnya.
“Saya menyeberang dari Kupang ke Sumba selama 30 jam dengan ombak besar dan tidur di atas kapal dengan angin yang kencang. Indonesia timur ini memang sangat menguji mental dan fisik,” paparnya.
“Bahkan, di Pulau Flores ada ribuan tikungan lebih yang harus ditempuh, dan ketika berhasil melewatinya, kita akan mendapatkan sertifikat 1.000 Tikungan Flores,” jelas Angga.
Dia menuturkan, penggunaan oli PTT Challenger Superbike 10W40 cukup mumpuni bagi tunggangannya yang sudah melewati sekitar 13.000 km, untuk kedua turing yang telah dilakoninya.
Pelumas ini tergolong aman dan minim perawatan mesin. Begitu juga untuk kendala mesin di Indonesia timur ini tidak ada. Hanya kondisi ban bocor yang dialami saat di Fatumnutu.
“Selebihnya hingga saya kembali, belum ada pembongkaran mesin yang dilakukan karena keadaan motor masih terasa enak. Hanya pelumasnya saja yang diganti,”
Untuk perjalanan kali ini, Angga juga melakukan persiapan cukup matang. Persiapan motor membutuhkan waktu tiga bulan guna mengecek kaki-kaki, pengereman dan velg jari-jari.
Jika ada yang kurang nyaman, maka segera diperbaiki selama periode tersebut. Tak lupa juga melakukan persiapan fisik dengan rutin berolahraga dan menjaga mental.
“Saya sarankan untuk melakukan riset terlebih dahulu setiap daerah yang akan dilewati, serta persiapkan seluruh perlengkapan turing yang dibawa,” ujarnya lagi.
Perlengkapan yang dibawa yaitu oli mesin PTT Challenger Superbike 10W40, tools dan kunci-kunci untuk memperbaiki kerusakan saat keadaan darurat, serta membawa part cadangan yang sekiranya rawan pergantian pada kendaraan.
Hal ini disesuaikan dengan kondisi motor masing-masing. Jika memungkinkan, bawalah juga alat penambal ban, serta pompa kecil untuk perjalanan.
Tak lupa membawa vitamin serta obat-obatan pribadi, karena di Indonesia timur cuacanya sangat berbeda dengan kondisi di Indonesia barat.
Angga berharap pengalaman perjalanannya kali ini kembali dapat menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk menjelajahi keindahan alam Indonesia.
“Pesan saya sama seperti saat solo turing 0 Km Sabang, berharap ke depannya lebih banyak anak muda yang tertarik untuk menjelajahi Indonesia dan menyadari bahwa Indonesia tidak kalah indah dengan negara lain,” pungkasnya. [dpid/TH]