Menantikan Duel Seru Toyota Rush Vs Mitsubishi Xpander di IIMS 2018

JAKARTA (DP) – Pameran otomotif berskala global bertajuk Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018 kembali digelar di Tanah Air mulai medio hingga akhir April 2018, yang diikuti belasan merek kendaraan roda empat dan roda dua.

Seperti pada perhelatan IIMS tahun-tahun sebelumnya, IIMS 2018 juga diramaikan beberapa model baru yang menyita perhatian publik, sebut saja Toyota Yaris, Daihatsu Sirion, si kembar Toyota Rush dan Daihatsu Terios dan sang bintang baru dari Mitsubishi, yakni Xpander.

Menarik untuk menantikan model mana yang akan menjadi bintang dalam gelaran IIMS tahun ini. Untuk tahun lalu, all new Honda CR-V 1.5 Turbo berhail meraih predikat sebagi The Best Car by Visitor’s Choice, sedangkan di segmen kendaraan roda dua, Yamaha Nmax tampil sebagai produk pilihan pengunjung.

Untuk IIMS 2018, dari model-model yang disebutkan tadi, yang paling banyak menyita perhatian masyarakat adalah Mitsubishi Xpander serta duet Toyota Rush dan Daihatsu Terios.

Dari pengamatan di lapangan dan juga berdasarkan data penjualan selama Maret 2018, terlihat Xpander sebagai bintangnya dengan mengemas penjualan lebih dari 9.000 unit, bahkan mengungguli penjualan ‘MPV sejuta umat’ Toyota Avanza yang berhasil melego sebanyak 7.000-an unit lebih. Bagaimana dengan Rush dan Terios? Untuk Rush selama Maret terjual sekitar 5.000-an unit, dan Terios sekitar 1.700-an unit.

Jika mengacu pada angka penjualan, mungkin Xpander layak mendapat predikat juara. Tapi untuk tampil sebagai bintang di ajang IIMS 2018, bisa saja diisi oleh model lain. Perlu diketahui bahwa Toyota baru saja merilis crossover yang kondang di dunia, yaitu C-HR, dan bisa saja Suzuki Ertiga model teranyar yang kabarnya akan melakukan world premiere di IIMS 2018.

Tak berlebihan jika Toyota C-HR layak mendapat perhatian lebih. Pasalnya, model ini sudah lama dinantikan publik di Tanah Air dan model ini sendiri digadang-gadang dapat mengganggu penjualan sang jawara di segmen crossover, yaitu Honda HR-V. Sedangkan Suzuki Ertiga terbaru dikabarkan akan mengalami ubahan besar, baik dari sisi desain maupun dimensinya, sehingga layak untuk melawan Xpander atau Rush di rentang harga Rp250 juta lebih sedikit. Apalagi Ertiga selama ini dikenal memiliki kenyamanan dan kekedapan kabin yang di atas rata-rata di kelasnya.

Nah, kembali ke persaingan antara Xpander versus Rush. Duel keduanya memang dinantikan mayoritas konsumen roda empat. Pasalnya, kedua model tersebut bermain di segmen yang gemuk, yakni segmen dengan pembeli yang memiliki daya beli paling tinggi, yakni di rentang harga Rp200 jutaan hingga Rp270 jutaan. Tanda-tanda perseteruan seru antara kedua model ini mulai terlihat. Meski Xpander selama dua bulan terakhir berhasil mengangkangi Avanza dalam hal penjualan, tapi Rush juga mulai menunjukkan tajinya dengan meraih penjualan sekitar 5.000 unit.

Tak berlebihan jika Xpander meraih penjualan sangat tinggi saat ini, karena low MPV berlogo tiga berlian ini sudah menyapa publik sejak di acara Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017, sedangkan Rush/Daihatsu Terios baru diluncurkan akhir tahun lalu.

Meski bermain di segmen berbeda, yakni Xpander di kelas low MPV dan Rush di low SUV, tapi karena rentang harganya mirip-mirip serta daya angkutnya sama-sama tujuh orang, tak pelak keduanya menjadi favorit bagi masyarakat Indonesia yang menggemari kendaraan dengan kapasitas tujuh tempat duduk.

Yang menarik, meski sama-sama memiliki tiga baris tempat duduk, tapi sistem penggerak rodanya, Xpander dan Rush berbeda. Jika Xpander mengandalkan roda depan untuk beroperasi, Rush justru menggunakan roda belakang. Siapa yang unggul untuk aspek ini?

Keduanya memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Untuk sistem penggerak roda depan tentu lebih senyap dan lebih cepat responsnya, karena mekanisnya lebih simpel, sedangkan sistem gerak roda belakang sedikit lebih berisik karena mengandalkan gardan untuk mengalirkan tenaga dari mesin ke poros roda. Namun dalam hal kekuatan menanjak, terutama ketika menampung muatan penuh, tentu mobil dengan penggerak roda belakang lebih unggul. Bagaimana bisa?

Ya, dengan menapaki tanjakan, terutama yang curam, bobot kendaraan akan berpindah ke belakang karena efek gravitasi. Tentu ini menguntungkan bagi roda belakang, karena traksi cukup kuat untuk menggerakkan kendaraan. Berbeda dengan Xpander yang berpenggerak roda depan, karena efek gravitasi tadi membuat roda depan menjadi berkurang daya cengkeramnya ke permukaan jalan. Akibatnya, roda akan mengalami spin, terutama jika permukaan jalan berkerikil dan menanjak dengan sudut kemiringan lebih dari 45 derajat dan bodi kendaraan akan sulit bergerak.

Aspek ini, selain kesenyapan dan kenyamanan, diprediksi akan menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih antara Xpander atau Rush.

Jika untuk digunakan di perkotaan dan tak sering melibas medan berat, mungkin Xpander lebih cocok. Tapi bagi mereka yang suka berpetualang, Rush tentu bukan pilihan yang salah, karena ground clearance yang tinggi membuat mobil ini lebih aman melalui jalan-jalan berlubang dan berbatu. Fitur Hill Start Assists dan Vehicle Stability Control juga sangat membantu Rush melalui permukaan jalan dengan kontur tak rata, naik turun dan berkerikil. Patut dicatat juga, Rush juga oke untuk perkotaan berkat tampilannya yang keren dan gagah bak SUV premium.

Sekarang pilihan ada di tangan konsumen, karena dari spesifikasi dan harganya keduanya tak beda jauh. Menarik untuk terus menyimak geliat keduanya selama dua pekan perhelatan IIMS 2018. (DP/Teguh)

 

Previous articleKarpet ‘Cacing’ Ini Kasih Diskon Menarik di IIMS 2018
Next articlePorsche Makin Rajin Jualan Madu