Ini Resep Toyota Agar Indonesia tak Cuma Jadi Pasar Mobil Listrik

JAKARTA (DP) – Pengembangan mobil listrik (Electric Vehicle/EV) harus dibarengi dengan pembangunan industrinya di dalam negeri, sehingga Indonesia tidak hanya menjadi pasar untuk kendaraan tanpa emisi tersebut.

“Jika tidak, Indonesia hanya akan menjadi pasar dan importir mobil listrik saja,” kata Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono, di Jakarta, Kamis (24/5).

Menurut Warih, dalam menuju era mobil listrik, industri dalam negeri juga harus disiapkan sehingga dapat mendukung program elektrifikasi kendaraan yang dilakukan. “Jika industrinya tidak siap, kita hanya jadi tempat dagang,” sebut Warih.

“Jadi era mobil listrik harus dinikmati oleh industri dalam negeri (komponen),” ujarnya.

Salah satu yang perlu disiapkan, lanjut Warih, adalah industri baterainya. Baterai adalah komponen utama dalam mobil listrik.

“Ke depan adalah bagaimana industri komponen kita bisa menjadi pemasok global bagian dari baterai tersebut. Kita punya beberapa sumber daya alam yang bisa digunakan membuat bagian baterainya, ini yang harus dikembangkan,” papar dia.

Baca juga:  Tiga Produk 'Ramah Lingkungan' Toyota ini Makin Populer

Toyota sendiri selaku produsen mobil nasional sedang menyiapkan dan melakukan studi untuk pengembangan mobil listrik di Tanah Air.

“Era mobil listrik tidak bisa dihindari karena itu merupakan teknologi. Kita sudah meminta seluruh stakeholder mempersiapkan diri menghadapi era mobil listrik,” katanya.

Sedangkan Direktur TMMIN Bob Azzam mengatakan, untuk membantu industri dalam negeri, Toyota akan memberikan alat studi agar mereka bisa mengembangkan mobil listrik. Toyota sebagai produsen mobil nasional memang harus membantu pemerintah dalam mengembangkan mobil listrik.

“Industri dalam negeri harus mulai mempersiapkannya. Ini teknologi masa depan,” tuturnya.

Sedangkan Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) Kementerian Perindustrian, Harjanto, mengatakan dalam pengembangan mobil listrik akan dilakukan secara bertahap. Pihaknya menargetkan pada 2025 produksi mobil listrik sudah 25%.

“Jika permintaan tinggi bisa naik lagi. India saja merevisi target mobil listriknya,” ujarnya.

Baca juga:  "Rencana" Uji Emisi Jadi Syarat Perpanjang STNK di DKI Jakarta

Dalam pengembangan mobil listrik, kata dia, adalah bagaimana menyiapkan industri dalam negerinya.

“Kita bicara industri bukan sekadar menggunakan, untuk menggunakan yes, tapi industrinya harus dibangun,” katanya.

Saat ini, Kemenperin sedang melakukan studi pengembangan baterai mobil listrik di Bandung. Salah satu yang sedang dikaji adalah swap baterai.

“Kami kaji dampak sosial dan teknologi untuk membuat kebijakan yang pas supaya industri ini nggak kaget,” ujarnya.

Terkait dengan revisi Peraturan Presiden (Perpres) tentang mobil listrik, saat ini sedang direvisi beberapa poin. Dalam perpres tersebut akan mengatur bagaimana pengembangan mobil listrik ke depan. [dp/TGH]

Previous articleMau Nyetir Mudik Aman Sambil Raih Berkah? Coba Cara Ini
Next articleHonda NSX Mulai Tebar Pesona di Tanah Air