2021 Hyundai Mulai Produksi di Indonesia

Hyundai akan memulai produksi pada 2021, dengan kapasitas 70.000 hingga 250.000 unit per tahun.

JAKARTA (DP) – Produsen otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Motor Company (HMC) akan merealisasikan investasinya di Indonesia.

“Hyundai akan memulai produksi pada 2021, dengan kapasitas 70.000 hingga 250.000 unit per tahun. Jenis kendaraan yang akan digarap di Indonesia, antara lain adalah SUV, MPV, hatchback, dan sedan,” kata Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (30/6).

Targetnya, menurut Airlangga, sebanyak 47% produksi untuk pasar domestik dan 53% untuk ekspor.

“Pada kunjungannya di HMC Korea Selatan, kami sempat ikut menguji mobil berbahan bakar hydrogen yang dinamakan Hyundai Nexo dan mengamati teknologi yang diterapkan pada mobil fuel cell Hyundai Nexo tersebut,” papar dia.

Pemerintah Indonesia, akan mendorong investasi industri kendaraan elektrik dengan pemberian fasilitas tax holiday.

Pabrik Hyundai di Indonesia lokasinya masih belum dikonfirmasi dan diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 3.500 orang. Indonesia dinilai akan menjadi basis produksi mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.

“Hyundai telah menegaskan komitmen mereka untuk segera memulai investasi di Indonesia. Prinsipnya Pemerintah mendukung rencana investasi baru tersebut dengan fasilitas fiskal yang sudah tersedia,” ujar Airlangga.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Harjanto mengatakan, sejak awal Januari 2018, Hyundai mengungkapkan rencana untuk membangun pabrik di kawasan Asean dan Indonesia sebagai pilihan lokasinya.

“Indonesia memiliki bahan baku bijih nikel yang bisa digunakan untuk produksi baterai lithium-ion sebagai komponen penting kendaraan listrik,” katanya.

Harjanto mengatakan, dari total kapasitas produksi HMC di Indonesia, sebagian akan digunakan untuk membuat kendaraan listrik.

“Dari kapasitas itu, sebagian besar untuk mengisi pasar ekspor ke Asia Tenggara dan Australia, serta sisanya untuk memenuhi kebutuhan domestik,” tutur Harjanto.

Sementara itu, Menteri Perdagangan, Industri dan Energi (MoTIE) Korea Selatan Sung Yun Mo menambahkan, penguatan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan meliputi banyak sektor industri. Tidak hanya sektor industri baja dan kimia, tetapi juga akan menyasar ke sektor industri otomotif.

“Investasi ini dinilai penting karena dapat memperdalam struktur manufaktur dan meningkatkan daya saing industri di Indonesia. Kerja sama otomotif juga membuka kesempatan untuk penyedia komponen, dengan kebutuhan komponen kendaraan yang cukup banyak, ini bisa memperkuat IKM di Indonesia,” pungkasnya. [dp/PNB]

Previous articleLihat! Robot Basket Toyota Ini Jago Cetak 3 Angka
Next articleGlory 560 Resmi Melenggang di Pulau Dewata