Smart Hybrid Jadi Modal Kuat Suzuki Menuju Era Elektrifikasi

DAPURPACU – Pemerintah kembali menegaskan komitmennya untuk mendorong Indonesia menjadi pusat kendaraan listrik di Asean pada 2030, demi menurunkan emisi gas buang, serta menekan impor bahan bakar minyak (BBM).

Berbagai insentif telah disiapkan untuk menarik investor guna mengembangkan industri kendaraan listrik di Tanah Air. Tak hanya komitmen, pemerintah juga telah menyiapkan sejumlah regulasi pendukung pengembangan mobil listrik di Indonesia.

Pada Agustus, melalui Peraturan Presiden (Perpres) No.55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan telah dirilis sebagai pembuka pintu gerbang menuju era kendaraan listrik.

Kehadiran Perpres ini menjadi sinyal baik bagi para produsen di industri otomotif, salah satunya Agen Pemegang Merek (APM) PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), yang akan mengikuti kebijakan dari regulator, termasuk rencana memunculkan model kendaraan yang ramah lingkungan.

Asal tahu saja, Suzuki Indonesia sudah menghadirkan New Ertiga Diesel dengan embel-embel hybrid di belakang model mobil keluarga tersebut. Dengan kehadiran mobil ini, juga menjadikannya sebagai Low-MPV pertama yang memadukan teknologi hybrid dengan mesin diesel.

Baca juga:  Suzuki Tebar Promo Cicilan Ringan Tiap Beli Model ini

Pihak Suzuki menyebutkan, manajemen siap mengaplikasikan teknologi Smart Hybrid, yang dianggap sebagai solusi tepat saat ini untuk mengurangi emisi CO2, bisa meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar, serta terjangkau daya beli masyarakat.

Head of 4W Product Development PT SIS, Yulius Purwanto membeberkan, lewat teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS) yang saat ini jauh mengalami perkembangan dan penyempurnaan, akan dapat mendukung kendaraan generasi berikutnya yang lebih efisien dan kompetitif.

“Teknologi SHVS merupakan perpaduan Integrated Starter Generator (ISG) yang sudah diperbarui dan baterai atau aki. Melalui riset yang panjang lewat studi kehadiran Ertiga Diesel pada 2017 lalu, saat ini kami menambahkan baterai lithium-ion,” ungkapnya saat acara Media Discussion Smart Hybrid Suzuki di IIMS Hybrid 2022, Rabu (6/4).

Dengan begitu, lanjut dia, pengaplikasian pada kendaraan Suzuki nantinya dapat meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar dan sudah pasti mengurangi emisi gas buang, serta terjangkau dari seri harga. “Ketiga manfaat inilah yang kami yakini dibutuhkan masyarakat Indonesia saat ini,” kata Yulius.

Baca juga:  Suzuki Tebar Promo Cicilan Ringan Tiap Beli Model ini

Ia menjelaskan, untuk sistem Smart Hybrid dari Suzuki terdiri dari 3 komponen utama yang menunjang kinerja mesin pembakaran konvensional, yaitu ISG, baterai Lithium-Ion dan Regenerative Breaking.

“Jadi singkatnya, dengan penggunaan komponen ISG dan Lithium-Ion, mobil Suzuki memiliki keuntungan seperti adanya fitur auto-stop, restart yang halus dan senyap setelah auto-stop aktif, bantuan tenaga untuk akselerasi yang lebih ringan saat stop and go, serta kemudahan regenerasi daya baterai selama pengurangan laju kendaraan (deselerasi),” terangnya.

Menurutnya, teknologi Suzuki Smart Hybrid akan lebih terasa manfaatnya saat digunakan dalam kemacetan lalu lintas, yang memang diketahui sangat cocok untuk kondisi jalanan pada kota-kota besar di Indonesia.

Dengan adanya fitur auto-stop dan bantuan akselerasi dari ISG, maka akan memberikan dampak pada efisiensi konsumsi bahan bakar secara akumulatif.

“Kami melakukan pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini, termasuk kebutuhan akan teknologi ramah lingkungan yang hemat bahan bakar dan harganya terjangkau. Diyakini Suzuki Smart Hybrid bisa menjadi solusi tepat dan pilihan smart bagi masyarakat,” tutup Yulius. [dp/DF]

Previous articleMMKSI Resmikan Diler Mitsubishi Ke-3 di Sulawesi Selatan
Next articleBisa Jadi Sumber Listrik, Begini Cara Gunakan Fitur V2L pada Hyundai Ioniq 5