Hyundai Motor Group dan Seoul National University Operasikan Fasilitas Pengembangan Baterai EV

Foto by Hyundai Motors Indonesia

DAPURPACU – Akhir Juli lalu, Hyundai Motor Group meresmikan Pusat Penelitian Baterai Gabungan bersama Seoul National University (SNU), untuk membangun kepemimpinan global di bidang baterai.

Sejatinya, fasilitas tersebut mulai dikembangkan pada November 2021, saat keduanya menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai “pendirian pusat penelitian baterai gabungan serta penelitian gabungan jangka menengah ke panjang”. 

Kerja sama ini terjalin berdasarkan kesepakatan bersama untuk mewujudkan netralitas karbon dan membangun ekosistem riset baterai. Termasuk memajukan teknologi baterai dan memelihara kerja sama antara industri dan akademia. President SNU, Hong Lim Ryu mengatakan, fasilitas ini menjadi awal untuk teknologi baterai yang andal dan aman, serta sejalan dengan dasar inovasi Hyundai Motor Group di bidang elektrifikasi. 

“Kami berharap fakultas dan mahasiswa pascasarjana terbaik akan bersinergi dengan para peneliti kompeten dari Hyundai Motor Group, dalam membangun fondasi untuk berbagai inovasi lainnya, dari pembelajaran baterai hingga penerapannya.” Di sisi lain, Executive Chair Hyundai Motor Group, Euisun Chung memaparkan, misi perusahaan dalam mengembangkan beragam solusi mobilitas dengan baterai mutakhir didorong oleh lingkungan yang berkelanjutan untuk generasi masa depan.

Baca juga:  Omoda E5 Pure, Perkuat Penguasaan Pasar Mobil Listrik di Indonesia
Foto by Hyundai Motors Indonesia

“Dengan memelopori usaha riset dan pengembangan (R&D) gabungan ini, kami berharap bisa mendorong semua peneliti untuk memimpin transisi menuju elektrifikasi industri mobilitas,” tandasnya. Untuk memfasilitasinya dibangun ruang khusus baterai di bawah naungan Institute of Chemical Processes Seoul National University yang memiliki tiga lantai seluas 901 m2.

Terdapat tujuh laboratorium dan ruang konferensi untuk pengembangan, analisis, pengukuran dan pemrosesan baterai EV. Fasilitas merupakan yang pertama dibangun di SNU.

Total 22 proyek penelitian yang dilakukan dalam empat divisi, yaitu baterai lithium, baterai solid-state, sistem manajemen baterai (BMS), serta teknologi pemrosesan baterai.  Seluruh penelitian dilakukan oleh 21 profesor dan mahasiswa pascasarjana serta doktor dari berbagai universitas unggulan Korea Selatan. Dari 22 proyek riset, sebanyak 14 proyek meneliti kemampuan baterai lithium dan solid-state dalam pengembangan teknologi baterai generasi selanjutnya.

Di bidang baterai lithium, penelitian difokuskan pada teknologi elemen material litium-elektrolit berdaya tahan tinggi serta analisis bentuk untuk menekan risiko deteriorasi.  Sementara pada baterai solid-state, penelitian dilakukan terhadap material anode berbasis sulfida, metode pelapisan elektroda/elektrolit, dan material katode aktif dengan densitas energi ultra-tinggi.

Baca juga:  Hyundai Bluelink Hadirkan Kenyamanan Pengguna Hyundai STARGAZER 

Fokus Pusat Penelitian Baterai Gabungan bukan hanya terhadap riset teoretis, melainkan juga riset dan pengembangan yang berorientasi pada produksi massal.  Oleh sebab itu, fasilitas ini memiliki mutu infrastruktur penelitian yang sama dengan perlengkapan canggih yang digunakan pusat R&D Hyundai Motor dan Kia, seperti perangkat analisis baterai yang akurat, rheometer dengan akurasi tinggi, peralatan manufaktur sel, dan perlengkapan pengukuran impedansi. 

Hyundai Motor Group telah menunjukkan Profesor Jang Wook Choi, ahli ilmu baterai sekaligus ‘nakhoda’ dari fasilitas tersebut. Tugasnya mengawasi seluruh proyek penelitian dan pengelolaan pengembangan teknologi. Untuk memastikan aktivitas penelitian tetap lancar, Hyundai Motor Group akan berinvestasi KRW 30 miliar per 2030. Investasi ini termasuk pembangunan fasilitas dan persiapan peralatan penelitian.

Secara keseluruhan, Hyundai Motor Group berharap untuk membuka jalan bagi Korea Selatan agar menjadi rumah bagi salah satu teknologi baterai terkemuka dunia dengan membina talenta terbaik di bidang baterai.  Perusahaan juga terus mendorong talenta masa depan dengan melaksanakan berbagai program kerja sama industri-akademik bersama dengan universitas unggulan di Korea Selatan.

Baca juga:  Buka GIIAS 2024, Wapres Ma'ruf Amin Jajal Kona Electric di Booth Hyundai

Hyundai Motor Group mempercepat pengembangan baterai generasi selanjutnya, termasuk solid-state, dengan target produksi 3,64 juta EV per 2030. 

Saat ini, jaringan dealer Hyundai berada di 131 titik di seluruh Indonesia. HMID pun menjamin ketersediaan suku cadang di Indonesia melalui program Hyundai Genuine Parts Availability 24 Hours Guarantee or Free yang didukung oleh fasilitas Hyundai Parts Center seluas 1,2 Ha yang berlokasi di Deltamas, Cikarang, yang mampu menyimpan lebih dari 30.000 items.

Informasi selengkapnya mengenai kegiatan dan produk Hyundai terkini dapat Anda temukan di laman resmi HMID atau berbagai kanal medsos HMID, seperti Instagram @HyundaiMotorIndonesia, Youtube Hyundai Motors Indonesia, Facebook Hyundai Motors Indonesia, dan Twitter @HyundaiMotorID. [dp/ADV]


Previous articleBanyak Dibekali Fitur Mutakhir, Hyundai IONIQ 6 Sudah Dipesan 200 Unit
Next articleWahana Hadirkan Uji Emisi di Bengkel AHASS, Segini Biayanya