DAPURPACUID – Perkembangan sepeda motor listrik di Indonesia terbilang cukup signifikan kurun waktu belakangan, yang terlihat laris manisnya penjualan oleh masyarakat.
Meski pertumbuhannya tidaklah sesignifikan dengan sepeda motor bermesin bensin, setidaknya lambat laun masyarakat makin jeli dan paham keunggulan-keunggulan motor listrik.
Atas dasar ini, merek-merek baru terus berdatang meramaikan pasar kendaraan ramah lingkungan di Tanah Air. Diyakini pertumbuhan yang positif didasari beragam keunggulan yang ditawarkan oleh sepeda motor listrik.
Berdasarkan fakta di lapangan, saat ini para ojek online (ojol) semakin banyak yang menggunakan motor listrik sebagai moda transportasi mereka mengantarkan pelanggan.
Diyakini, beban biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih terjangkau ketimbang sepeda motor konvensional, menjadi pertimbangan mereka memanfaatkan motor listrik.
CEO MAKA Motors, Raditya Wibowo mengakui bahwa pengendara motor di Indonesia khususnya di kota-kota besar, memiliki mobilitas tinggi dimana dalam satu hari ada yang menempuh jarak sampai 100 km.
“Seperti kurir, ojol, atau mungkin orang yang tinggal di Cikarang tapi kerjanya di wilayah Jakarta,” tutur Raditya, pada keterangan tertulisnya, Selasa (19/11) lalu.
Dia memaparkan, kalau pakai motor bensin, katakanlah 110 cc yang paling irit, sebulan bisa menghabiskan sekitar Rp765.000 untuk biaya operasionalnya.
“Sedangkan kalau pakai motor listrik, dengan jarak yang sama cuma menghabiskan Rp144.000. Jauh banget kan bedanya,” imbuh Raditya lebih lanjut.
Sebagai gambaran, jarak tempuh pengendara motor di area perkotaan rata-rata sejauh 20 km per hari. Jika pakai motor listrik, dalam sebulan biaya operasionalnya hanya Rp41.000.
Sedangkan untuk motor bensin bermesin 110 cc, dengan jarak yang sama biaya operasionalnya Rp214.000 dalam sebulan. Bila menggunakan motor listrik bisa menghemat Rp173.000 dalam sebulan, atau Rp2.076.000 selama setahun.
Dan kalau pakai motor bensin 125 cc, dalam sebulan harus merogoh kocek Rp1.123.000. Artinya jika motor listrik dibandingkan dengan motor bensin 125 cc, maka bisa menghemat Rp979.000 sebulan atau Rp11.748.000 dalam setahun!
Selain biaya operasional, terdapat faktor-faktor lain yang menguntungkan, yaitu perawatan dan performanya. Termasuk dukungan pemerintah melalui kebijakan subsidi, insentif pajak dan pengembangan infrastruktur pengisian daya.
Terkait infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik umum, memang terbilang kurang mencukupi dibandingkan pertumbuhan kendaraan listrik itu sendiri.
Meski begitu, pengguna sepeda motor listrik dimudahkan dengan adanya teknologi swap, dimana mereka dapat menukar baterai yang digunakan dengan yang sudah terisi penuh.
Sehingga mereka tidak lagi khawatir kehabisan daya baterai saat beraktivitas di jalan. Belum lagi soal pajaknya juga jauh lebih murah dibandingkan motor bensin.
“Jadi, dapat dikatakan sepeda motor listrik merupakan solusi agar mobilitas lebih hemat biaya, praktis, sekaligus nyaman,” ujar Raditya.
Raditya menjelaskan, jika membandingkan biaya operasional yang dikeluarkan oleh sepeda motor bermesin bensin dengan motor listrik dipastikan jauh berbeda.
Menurutnya, biaya operasional motor 70 persennya untuk BBM, selebihnya untuk perawatan. Kalau motor listrik bisa hemat karena harga listrik jauh lebih murah dibanding harga bensin.
Begitu juga dengan urusan perawatan motor listrik, dimana Raditya meyakini jauh lebih terjangkau karena tidak perlu melakukan penggantian oli secara rutin.
“Belum lagi Pemerintah tahun depan berencana melanjutkan program subsidi Rp7 juta dan potongan pajaknya. Jadi sebenarnya menguntungkan banget punya motor listrik,” tandasnya. [dpid/TH]