JAKARTA (DP) – Setiap ada perhelatan pameran otomotif, saat itu pula menyeruak antusiasme yang begitu tinggi. Tak hanya dari masyarakat, tapi juga dari kalangan produsen dan lembaga keuangan.
Bagi masyarakat, pameran otomotif seperti Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018 yang berlangsung mulai Kamis (19/4) hingga Minggu (29/4) di JIExpo Kemayoran, Jakarta, ini akan menjadi ajang untuk membeli mobil baru atau sekadar melihat-lihat model-model kendaraan terbaru dari berbagai merek.
Jika ada yang berminat memboyong mobil baru ke garasi mereka, biasanya di ajang seperti ini para Agen Pemegang Merek (APM) akan memberikan harga khusus atau bonus sebagai iming-iming. Tentu ini menguntungkan bagi konsumen yang memang menantikan IIMS untuk berganti mobil atau menambah mobil baru, karena jika membeli pada hari biasa belum tentu mereka mendapatkan kemudahan, bonus atau hadiah dari APM.
Kemudian, APM tak kalah girang dari konsumen, karena pada ajang seperti ini biasanya mereka akan menangguk penjualan lebih besar ketimbang hari biasa. Itulah mengapa terkadang para APM akan jor-joran memberikan pelayanan dan penawaran menarik demi mendongkrak penjualan. Bahkan, di acara seperti ini, tak jarang pula konsumen yang tadinya hanya ingin melihat-lihat kendaraan terbaru, malah kepincut untuk membeli karena tergiur dengan penawaran yang menarik dari para sales promotion girl (SPG) yang juga berpenampilan menarik dan seksi.
Belum lagi kalangan perbankan dan lembaga pembiayaan. Ajang seperti IIMS ini bagi lembaga keuangan bagaikan ladang emas yang tinggal mereka comot untuk ditukarkan dengan rupiah. Bagaimana tidak, mayoritas pembeli kendaraan bermotor di Tanah Air memanfaatkan jasa lembaga keuangan untuk melakukan transaksi. Bisa dibayangkan, berapa rupiah yang siap mereka raup selama dua pekan perhelatan IIMS.
Sebagai catatan, pada gelaran IIMS 2017, tercatat transaksi sebesar Rp3,2 triliun. Sebuah angka yang cukup besar untuk memutar roda perekonomian. Itu belum termasuk nilai transaksi antara pihak penyelenggara dengan ekshibitor, juga antara pihak penyelenggara dengan pemilik gedung. Yang jelas, setiap perhelatan IIMS atau ajang pameran lainnya, begitu banyak uang yang beredar untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Pengamat perbankan Paul Sutaryono, yang dihubungi di Jakarta sehari menjelang pembukaan IIMS 2018, mengatakan kesuksesan penyelenggaraan IIMS tahun ini selain dari aspek ekonomi, juga turut mendongkrak pamor Indonesia sebagai salah satu negara yang diperhitungkan dalam industri otomotif global.
“Pameran tersebut diyakini mampu memberi multiplier effect maksimal bagi perekonomian nasional,” sebut Paul begitu yakin.
Menurut dia, jumlah pajak yang dibayarkan (selama pameran) sangat besar dalam jangka pendek, belum lagi ditambah dengan pajak restoran, pajak hiburan, dan pajak-pajak lain karena meningkatnya jumlah orang yang berkunjung, berbelanja, dan bertransaksi di kawasan sekitar pameran.
Meski sulit untuk menghitung angka pasti lantaran melibatkan banyak sektor, Paul memperkirakan dari sisi nominal mencapai ratusan miliar hingga triliunan rupiah.
“Yang lebih penting, yakni banyak sektor yang tumbuh, termasuk multifinance bisa menyalurkan kredit. Imbasnya dana di perbankan bisa berputar,” katanya.
Dari situ terlihat bahwa IIMS 2018 memiliki manfaat sangat besar dari sisi ekonomi bagi masyarakat dan para pemangku kepentingan. Namun di luar itu, dibutuhkan peran yang lain dari perhelatan akbar seperti ini bagi kehidupan masyarakat secara luas. Apakah itu?
Tanggungjawab moral
Memang benar, jika hanya melihat manfaat dari sisi ekonomi, gelaran seperti IIMS 2018 dan ajang pameran otomotif berskala besar lainnya di Tanah Air, sudah cukup mampu memberikan keuntungan bagi banyak pihak. Tetapi itu belum cukup, karena masyarakat juga membutuhkan hal yang lain dari pameran otomotif seperti ini, dan ini yang perlu diperhatikan baik oleh pemerintah, pembuat legislasi, dalam hal ini Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan juga prinsipal yang diwakili para APM.
Boleh dibilang, pemerintah, DPR dan APM harus punya tanggungjawab moral terhadap masyarakat. Dalam hal apa? Tanggungjawab moral itu berkaitan dengan regulasi dan penerapan teknologi yang mendukung upaya penyelamatan Bumi yang semakin merangas akibat tingginya kadar polusi CO2 dari kendaraan bermotor. Tanpa campur tangan mereka, jangan harap kadar polusi CO2 itu akan terkikis, sementara pemahaman masyarakat terhadap teknologi otomotif ramah lingkungan belum terbangun.
Peran pemerintah dan DPR dalam hal ini, haruslah segera merumuskan regulasi dan kebijakan yang relevan dengan upaya untuk mengikis kadar polusi udara secara global yang dilakukan banyak pemerintahan di dunia dan juga para prinsipal otomotif global. Jika pemerintah dan DPR tak segera menghasilkan kebijakan yang mendukung upaya melindungi Bumi, jangan menyesal jika konsumen di Tanah Air tak bisa mencicipi produk-produk otomotif terbaru yang ramah lingkungan, seperti mobil listrik, fuel cell hidrogen atau bahkan hybrid, yang sekarang justru mulai dilirik para konsumen di mancanegara.
Bandingkan dengan pemerintahan di negara lain yang terus berlomba memberikan kemudahan bagi kelahiran mobil-mobil ramah lingkungan, tak cuma melalui regulasi dan insentif pajak, tapi juga bergiat dalam membangun infrastruktur pendukung. Sementara Indonesia sampai saat ini belum memiliki kebijakan yang ‘ramah’ bagi mobil ramah lingkungan, terutama mobil hijau berteknologi tinggi.
Jika tak didukung insentif pajak dan infrastruktur yang memadai, konsumen mungkin hanya bisa bermimpi untuk merasakan kenyamanan mobil listrik seperti Tesla, Nissan Leaf, atau mobil fuel cell hidrogen seperti Toyota Mirai dan Honda Insight.
Makanya, di ajang seperti IIMS inilah pemerintah maupun APM berkesempatan untuk dapat memberikan edukasi bagi masyarakat mengenai teknologi terkini dan regulasi atau kebijakan yang telah dipersiapkan untuk menyambut kehadiran mobil-mobil hijau berteknologi tinggi di Tanah Air dengan harga ‘wajar’. Dengan begitu, IIMS 2018 akan memiliki manfaat sangat besar bagi bangsa ini, baik secara ekonomi maupun dari sisi dukungan terhadap lingkungan yang bersih, dan terutama untuk pemahaman masyarakat terhadap teknologi otomotif hijau. Jadi jangan hanya menjadi ajang untuk mengejar penjualan. (dp/ Teguh)