DAPURPACU – Penyelenggaraan ajang balap Trial Game Asphalt (TGA) 2019 seri Yogyakarta, yang berlangsung di ‘sirkuit’ Stadion Mandala Krida memang menjadi hal yang baru bagi sejumlah rider. Pada even tahun-tahun sebelumnya digelar di Sirkuit Maguwoharjo.
Race Director TGA seri Yogyakarta, Jim Sudaryanto menuturkan bahwa pelaksanaan di area parkir stadion ini menjadi yang pertama kali digelar sejak ajang tersebut dihelat delapan tahun silam.
Meski begitu, lanjut Jim, faktor keamanan menjadi fokus utama di sirkuit itu demi terciptanya keselamatan dan kenyamanan pebalap saat membesut tunggangannya di lintasan.
“Seri Yogyakarta ini kita coba di Stadio Mandala Krida, dan ternyata cukup bagus dan ideal. Permukaan aspal di area ini cukup baik dan aman buat pebalap,” kata Jim, saat ditemui Dapurpacu.id, disela putaran final TGA seri Yogyakarta, Sabtu (21/9).
Secara layout pun, area yang digunakan cukup ideal dengan panjang lintasan hingga lebih dari 900 meter, sementara di sirkuit Maguwoharjo hanya 850 meter. Dengan selisih sampai 75 meter, tercipta trek lurus lebih panjang dan bisa dijadikan momentum untuk menyalip.
“Untuk trek lurusnya lebih panjang dibanding di Maguwoharjo, sementara lebar lintasan yang mencapai 9-10 meter cukup aman buat pebalap yang akan menyalip,” tambahnya.
Bicara soal keamanan, Jim mengklaim pihaknya telah mengatur sedemikian rupa agar nyaman, meski bukan sirkuit permanen. Persiapan panjang mulai dari survei lokasi hingga permukaan aspal di area stadion pun telah dilakukannya.
“Yang pasti kita gak asal pilih lokasi, tidak terlalu panjang dan pendek. Secara keseluruhan hampir sama dengan yang di Boyolali, hanya saja di sana memang sudah sirkuit permanen. Tidak ada tambal sulam aspal karena memang sudah bagus, dan keamanan di lintasan kita perbanyak,” jelasnya lagi.
Jim pun mengaku berdasarkan masukan lintasan sudah beberapa kali di revisi dan akhirnya seperti ini. Saat race tadi sore pun berjalan dengan mulus dan aman,” lanjutnya.
Peserta Membludak
Di sisi lain, Jim mengaku jumlah peserta di seri Yogyakarta ini makin banyak, yang dibuktikan dengan tercatatnya 130 starter untuk 10 kelas yang dipertandingkan. Selain itu, bertambahnya animo peserta dikarenakan ada kelas tambahan yang dilombakan.
Sebagai informasi, pada dua seri sebelumnya yakni di Boyolali dan Purwokerto, hanya sembilan kelas yang dilombakan, meliputi kelas utama terdiri dari FFA 250 cc, Trail 175 Open dan Trail 175 Non Pro, plus tujuh kelas sebagai kelas pendukung.
“Ada kelas tambahan yaitu FFA 450 Master Executive. Jadi total ada 10 kelas yang dilombakan di seri ini. Jumlah pebalap yang ikut pun makin banyak sampai 130 starter,” jelas Jim. [dp/MTH]