DAPURPACU – PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) menggelar talkshow bertema Revitalisasi Angkutan Transportasi di GIIAS 2021, dengan nara sumber perwakilan dari Jogja Tugu Trans.
Berlangsung di booth Hino, Jumat (19/11), Agus Andrianto selaku Direktur Utama Jogja Tugu Trans atau dikenal sebagai Trans Jogja, memaparkan keunggulan dari moda transportasi itu.
Bus buy the service (BTS) Trans Jogja berbasiskan sasis Hino FB 130, merupakan moda transportasi cukup mahfum saat berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Hadir dengan warna dominan hijau dan kuning, bus berkapasitas 4.000 cc ini menghasilkan tenaga maksimum hingga 128 hp. Disebutkan bahwa Bus BTS ini hadir sebagai solusi transportasi.
“Saat ini, Bus TransJogja menggunakan Hino sebagai armadanya. Kami bangga dipilih untuk pengembangan transportasi di Yogyakarta menuju Intelligent Transport System atau sistem transportasi yang cerdas,” kata Masato Uchida, Presiden Direktur HMSI.
Bus ini merupakan program Pemerintah dalam layanan angkutan umum, dimana pemerintah membeli layanan yang disediakan operator. Lewat skema buy the service, pembelian layanan dihitung berdasarkan formulasi biaya pokok yang akan menghasilkan nilai rupiah per kilometer.
“Lebih dari 300 Bus Hino saat ini telah menjadi armada BTS yang tersebar di kota-kota di Indonesia, atau 50% secara nasional armada bus BTS adalah Hino,” ujar Santiko Wardoyo, COO – Director HMSI.
Bus BTS merupakan batu loncatan untuk penataan transportasi. Tentunya ini menjadi momentum dan semangat bagi dunia transportasi untuk bekerja sama menata transportasi yang baik ke depan.
Di sisi lain, Bus BTS telah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat akan angkutan massal yang nyaman, murah dan mudah diakses.
Sebab, dengan program BTS itu maka diharapkan simpul-simpul transportasi dapat saling terhubung seperti halnya Bandara, Perkantoran, Tempat wisata sampai Pelabuhan.
“Kedepannya, semoga transportasi di kota-kota lain di Indonesia semakin maju, banyak moda transportasi massal yang ramah untuk masyarakat, serta mendukung perekonomian seperti Transjogja,” tutup Santiko. [dp/MTH]