DAPURPACU – Penerapan regulasi standar emisi Euro 4 pada kendaraan diesel di Indonesia yang semula dicanangkan April tahun lalu, namun akibat pandemi Covid-19, pelaksanaannya ditunda menjadi 7 April 2022.
Adapun aturan Euro4 tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O, yang ditandatangani pada Maret 2017. Aturan ini berlaku 4 tahun setelah ditetapkan.
Selanjutnya pada 30 Desember 2020, Dirjen Migas Kementerian ESDM menetapkan Keputusan Nomor Nomor 146.K/10/DJM/2020 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Solar yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
Penerapan standar emisi Euro4 ini sendiri tentunya memberikan dampak positif bagi Indonesia, yaitu dapat menurunkan pencemaran udara akibat emisi gas buang.
Selain itu, akan meningkatkan daya saing industri otomotif Indonesia di kancah global, sebab Indonesia mampu memproduksi kendaraan niaga sesuai kebutuhan standar pasar luar negeri.
PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), salah satu pemain kendaraan komersial sudah menggunakan mesin common rail pada Isuzu GIGA sejak 2011. Artinya pengalaman Isuzu Astra pada mesin common rail beremisi Euro4 sudah lebih dari 10 tahun.
Selain telah dipakai Isuzu GIGA pada 2011, mesin common rail juga diterapkan pada Isuzu Elf NMR 81 pada 2018 dan Isuzu Traga yang diekspor ke Filipina pada 2019.
Bahkan, bukan hanya dari sisi produk, melainkan juga layanan purna jual, mulai dari pengalaman mekanik dalam menangani mesin common rail, hingga spare part-nya yang sudah tersedia selama 10 tahun.
Teknologi common rail merupakan sistem yang mengelola dan menyemprotkan bahan bakar ke dalam jantung mekanis diesel, sehingga memberikan lebih banyak tenaga ketimbang mesin diesel konvesional.
Tidak itu saja, teknologi common rail juga mampu menurunkan emisi dan output yang lebih tinggi, yang berhubungan dengan tekanan injeksi.
Mesin itu menerapkan pengendalian kuantitas injeksi bahan bakar guna mengurangi kebisingan dan emisi gas buang.
Dengan kinerja mesin yang meningkat karena adanya kontrol waktu yang fleksibel, mesin itu dapat dengan bebas mengendalikan tekanan injeksi sebagai respons terhadap putaran dan beban mesin.
Di mesin common rail Isuzu juga mempertegas ciri khas pabrikan ini sebagai lini produk yang punya kendaraan lebih irit bahan bakar, sebab konsumsi bahan bakar unit Euro4 Isuzu lebih sedikit ketimbang unit Euro2.
Dengan demikian, penggunaan mesin common rail diharapkan dapat menghemat biaya operasional para pengusaha transportasi.
Hal itulah yang membuat para pengusaha kepincut menggunakan Isuzu, salah satunya PT Mitra Karya Makmur, yang bergerak di bidang infrastruktur.
Dijelaskan Owner PT Mitra Karya Makmur, Djoko Handoko, perusahaannya sudah lama mempercayai lini produk dari Isuzu, khususnya Isuzu GIGA, yang berteknologi common rail.
Menurutnya, urusan perawatan dan unit sejauh ini tidak pernah ada masalah, justru menguntungkan bagi perusahaan.
“Kami sudah dari pertama kali menggunakan Isuzu dengan mesin common rail ini. Total ada 200 unit Isuzu di mana 180 unitnya adalah Isuzu GIGA. Layanan purna jualnya juga sangat baik dan tentunya menguntungkan bagi kami,” ujar Djoko di Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2022 di JCC, Senin (14/3).
Isuzu sendiri, menurut dia begitu sigap dalam melakukan pelayanan aftersales service kepada konsumen. Terbukti ketika pemilik Isuzu GIGA mengalami masalah langsung direspon dengan cepat, bahkan tidak harus menunggu lama dalam hal perbaikan unitnya.
Menyoal Euro4 yang akan direalisasikan awal April 2022 nanti, Djoko juga mengatakan tidak masalah sama sekali, karena mesin common rail Isuzu begitu bagus dalam melakukan performanya. Penggunaan bahan bakar minyak (BBM)-nya juga bisa menyesuaikan dengan kondisi di lapangan.
“Kami sebagai konsumen yang sudah lama menggunakan mesin common rail Isuzu, maka tidak perlu khawatir menyambut kebijakan baru soal emisi gas buang Euro4 nanti. Jadi tidak masalah,” tutupnya. [dp/DF]