DAPURPACUID – Sejak memulai debut dunianya (world premiere) pada Agustus 2023 lalu, Mitsubishi XForce berhasil meraih respon luar biasa dari masyarakat di Indonesia.
Bukan tanpa alasan Compact SUV 5-seater pendatang baru langsung mendapat tempat di hati konsumen, selain tentunya merek pabrikan tiga berlian yang menempatkan beragam fitur kenyamanan selama berkendara.
Tampilan eksterior berkonsep silky dan solid, yang menggabungkan antara keanggunan dan ketangguhan sebuah SUV modern, menjadi satu keunggulannya. Plus fitur-fitur berteknologi terdepan yang jadi andalannya.
Salah satunya adalah sistem audio Dynamic Sound Yamaha Premium yang menghadirkan atmosfer tata suara mumpuni di kabin layaknya di dalam bioskop ‘papan atas’.
Uniknya, seluruh keunggulan yang dibenamkan tersebut membuat konsumen tertarik tidak hanya dari para pria. Antusiasme yang tinggi juga hadir dari kaum hawa yang menyukai XForce.
Namun tidak jarang terdapat komentar ‘miring’ dari para netizen terkait absennya fitur sunroof yang tidak disematkan pada Mitsubishi XForce. Padahal, kata mereka, fitur membuat tampilan dalam kabin semakin mewah.
Pihak PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) memiliki alasan kuat mengapa fitur tersebut tidak dipasangkan pada XForce. Hal itu diutarakan Presiden Direktur MMKSI, Atsushi Kurita.
Meski begitu, Kurita meyakini tanpa adanya panoramic roof, tampilan Mitsubishi XForce masih kental mengekspresikan kekuatan dinamisme sebuah SUV premium. Dan dia mengeklaim bisa saja fitur ini dipasangkan.
“Di Jepang, kami punya Outlander Sport yang punya panoramic roof. Jadi secara teknikal kami tidak punya kesulitan untuk memasang,” tutur Kurita, disela acara Test Drive XForce di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Dia mengungkapkan ada beberapa alasan mengapa XForce tidak dibenamkan perangkat panoramic roof maupun sunroof. Setidaknya ada tiga faktor utama absennya fitur itu.
Menurutnya, alasan utamanya karena XForce telah dibenamkan sistem audio premium hasil kolaborasi perdana dengan Yamaha Motor Corporation.
Kurita memaparkan, untuk mendapatkan performa suara terbaik yang dihasilkan dari Dynamic Sound Yamaha Premium dibutuhkan ruangan yang nyaman, dan akan sangat mungkin tanpa adanya panoramic roof.
“Begitu pun dengan ruangan yang lebih lega. Makanya kami memilih untuk tidak memasang panoramic roof. Selain itu, kami juga ingin mobil ini punya efisiensi bahan bakar yang baik,” imbuhnya.
Ia menambahkan, dengan menggunakan atap biasa (tanpa panoramic roof), diyakini kekedapan di kabin akan lebih baik dan minim adanya kebocoran suara dari luar.
Dengan begitu, suara yang dihasilkan oleh Dynamic Sound Yamaha Premium akan berada pada level maksimal. Faktor lainnya, kata Kurita, yaitu pertimbangan masalah berat.
Tak bisa dipungkiri, secara tampilan XForce memiliki dimensi paling bongsor diantara para rivalnya disegmen SUV kompak, yakni panjang 4.390 mm, lebar 1.810 mm dan tinggi 1.660 mm.
Faktor lainnya adalah mengenai head clearance yang ada di dalam mobil. Kurita yakin bila ada panoramic roof maka ruang kepala akan berkurang alias jadi lebih pendek.
“Dengan penambahan panoramic roof atau sunroof, headroom akan berkurang karena ada ruang yang termakan untuk mekanisme buka tutup tirai ataupun kacanya,” ujar Kurita.
“Inilah alasan lagi kenapa kami tidak memasang panoramic roof. Kami juga telah mendapatkan pengakuan dari konsumen terkait soal tersebut.”
Kurita tidak menampik bahwa saat ini pihaknya tengah mencoba melakukan studi, jika memang diperlukan ke depannya bisa saja memasang panoramic roof.
“Hanya saja itu akan sangat berpengaruh pada konsumsi bahan bakar. Selain itu kami juga perlu mempelajari apakah Yamaha audio akan terpengaruh oleh kondisi pemasangan panoramic roof.”
Disisi lain, General Manager Marketing and PR Communication MMKSI, Intan Vidiasari mengeklai sebenarnya Dynamic Sound Yamaha Premium bukan audio biasa di mobil pada umumnya.
Jadi, imbuh Intan, bukan sekadar dipasang saja. Dan insinyur pabrikan Mitsubishi Motors telah mendesain sistem audio tersebut bersama dengan kendaraannya.
“Saat mobil berakselerasi dan kena hujan, dia punya teknologi sensor yang bisa menyesuaikan kualitas suaranya. Jadi kalau musik terasa lebih kencang itu karena mobil melewati kondisi jalan yang kurang ideal,” ujarnya.
“Kalau sound system enggak peduli, tidak ada penyesuaian. Di Yamaha ini, seiring berjalan maka akan melakukan penyesuaian,” pungkas Intan. [dp/TH]