DAPURPACUID – PT Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance) mendapat ‘suntikan’ investasi pinjaman sindikasi sebesar US$300 juta di Singapura, pada 1 Februari lalu.
Dalam siaran resminya, Senin (5/2), pinjaman sindikasi ini menjadi yang ke-9 sepanjang perjalanan Adira Finance, dan yang pertama didapat setelah pandemi Covid-19.
Dalam proses penerbitannya, perusahaan menunjuk CTBC Bank Co, Ltd, DBS Bank Ltd, Maybank Securities Pte, Ltd, MUFG Bank Ltd dan United Overseas Bank Limited sebagai mandated lead arrangers dan bookrunners.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, sejak penerbitan pinjaman sindikasi yang pertama, perusahaan melakukan lindung nilai penuh (fully hedged) atas fasilitas ini untuk memitigasi risiko mata uang (currency risk) dan suku bunga (interest rate risk).
Saat ini, Adira Finance telah memperoleh peringkat kredit nasional yaitu idAAA (stable Outlook), yang merupakan kategori peringkat tertinggi dari Pefindo.
Sementara untuk peringkat di tingkat internasional dari Moodys serta Fitch, yang masing-masing adalah Baa1 dan BBB. Adira Finance terus melakukan diversifikasi sumber pendanaan melalui pinjaman sindikasi dalam mata uang asing.
Direktur Utama Adira Finance, Dewa Made Susila mengakui, pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca pandemi yang tetap kuat telah mendorong bank-bank asing memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan Indonesia dengan rekam jejak yang baik dan profil peringkat kredit yang tinggi.
Kepercayaan investor pada Adira Finance tetap kuat, katanya, terlihat dari penerbitan pinjaman sindikasi yang mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 3,2 kali dari rencana awal.
“Fasilitas ini telah berhasil menarik minat para investor asing yang sebagian besar berasal dari Singapura, Taiwan dan Jepang. Pinjaman ini dengan tenor 3 tahun dan tingkat bunga kompetitif,” jelasnya.
Made mengapresiasi pendanaan dari lembaga-lembaga terkemuka sehingga dapat mendorong pertumbuhan perusahaan dalam bisnis pembiayaan, khususnya pembiayaan otomotif dan non-otomotif.
Fasilitas ini diyakini akan membantu bisnis pembiayaan Adira Finance di Indonesia dan membantu mendukung target pertumbuhan penyaluran pinjaman pada tahun ini.
Lebih lanjut Dewa Made menuturkan, Adira Finance akan terus mendiversifikasi sumber pendanaannya sebagai bagian dari strategi mendanai pertumbuhan bisnisnya.
Saat ini, papar Made, pinjaman berasal dari bank (dalam dan luar negeri) serta pasar modal (obligasi lokal dan sukuk mudharabah), masing-masing sebesar 48% dan 52%.
“Dengan gearing ratio 1,0 kali yang jauh di bawah ketentuan regulasi sebesar 10 kali, perusahaan memiliki ruang gerak luas dalam mencari pendanaan untuk pertumbuhan bisnis ke depannya,” pungkasnya. [dp/TH]