JAKARTA (DP) – Nilai tukar rupiah yang terus terdepresiasi terhadap dollar AS, membuat pusing kepala bagi pabrikan kendaraan yang meniagakan produk-produknya di Tanah Air. Tak terkecuali bagi Daihatsu, dibawah ‘bendera’ PT Astra Daihatsu Motor (ADM).
Atas pertimbangan inilah, Daihatsu mengumumkan bakal menaikkan harga seluruh produknya. Namun, kepastian kapan kenaikan harga tersebut terjadi masih belum bisa dipastikan.
Dalam keterangan resminya, pihak Daihatsu hanya menyebutkan lonjakan harga itu bakal terjadi dalam waktu dekat. Sebagai informasi, periode Januari hingga 31 Oktober lalu, rupiah terus bergerak dari semula di level Rp 13.500 menjadi Rp 15.200.
Amelia Tjandra, Marketing Director PT ADM mengatakan kondisi pelemahan rupiah ini tentu berdampak cukup serius baik secara langsung maupun tidak langsung.
“Seperti pada biaya produksi, karena sebagian material produksi masih menggunakan kurs dollar AS sebagai acuan di berbagai lini industri, termasuk di sektor otomotif,” ujar Amelia.
Terkait kapan waktu pemberlakuan tersebut, Amelia mengaku masih dirapatkan di tingkat internal sembari menghitung berapa kisaran harga yang akan dicanangkan untuk seluruh model di seluruh Indonesia.
Namun, terkait rentang kenaikannya, Amelia menuturkan bahwa pihaknya tengah menganalisa berapa besarannya, dengan maksud agar tidak menurunkan permintaan unit secara drastis.
“Kami tidak serta merta menaikan harga jual karena tidak ingin membuat permintaan turun secara drastis. Dalam arti, perusahaan tidak rugi dan pabrik tetap beroperasi,” lanjutnya.
Melihat kondisi rupiah yang sulit untuk kembali ke posisi awal, Daihatsu akan menyesuaikan harga jual kendaraannya, sehingga kenaikan harga mobil Daihatsu akan segera dilakukan dalam waktu dekat.
“Inilah saat yang tepat bagi masyarakat Indonesia untuk membeli mobil Daihatsu dengan harga yang lebih menguntungkan. Karena harga mobil Daihatsu akan segera naik,” pungkasnya.
Kenaikan harga ini terbilang menjadi yang tercepat bagi Daihatsu, setelah pada awal September lalu juga terjadi kenaikan banderol dikarenakan kenaikan dollar AS, dan melemahnya rupiah. [dp/MTH]
