DAPURPACU – Upaya Toyota untuk mewujudkan prestasi para atlet muda berprestasi melalui program SATRIA (Satukan Bakat Negeri Kita) akhirnya telah terpilih 20 perserta.
Vice President Director PT Toyota-Astra Motor, Henry Tanoto, berharap agar program ini menjadi batu loncatan prestasi bagi para atlet muda berbakat Indonesia di level yang lebih tinggi, bahkan di kancah internasional.
“Semoga program ini dapat berkontribusi positif terhadap pengembangan atlet dan olahraga nasional. Kami berharap para atlet ini tak pernah menyerah dalam menghadapi tantangan untuk dapat mencapai cita-citanya sebagai juara,” ujar Henry.
Luluk Diana Tri Wijayana, atlet angkat besi dari Pacitan, Jawa Timur, mampu menunjukkan prestasi terbaiknya. Di tengah keterbatasan ekonomi keluarga yang berpengaruh pada kondisi psikologisnya, Luluk masih mampu menunjukkan prestasinya.
Prestasi terbaiknya adalah dengan mencetak rekor dan meraih emas di ajang Popnas 2019 di kelas 49 kg. Sebagai atlet muda, Luluk memiliki potensi yang cukup besar.
Dia diprediksi dapat menjadi atlet yang mewakili Indonesia di level Asia dan dunia. Impiannya adalah dapat menjadi juara di kelas 49 kg.
Guna menambah jam terbang dan pengalamannya, Luluk perlu dilibatkan dalam pertandingan-pertandingan level kelompok umur regional dan turut serta dalam even besar seperti Youth Olympic Games.
Melalui program SATRIA, Luluk mendapatkan dukungan berupa peralatan latihan, serta sesi coaching & counseling. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuannya sebagai atlet.
Impian Besar Cici di Cabang Olahraga Tenis Meja
Sementara itu, atlet tenis meja disabilitas asal Kalimantan Barat, Cici Juliani, memiliki impian besar sama halnya seperti Luluk.
Kendati berasal dari daerah pedalaman dan berlatar belakang dari keluarga petani, atlet berusia 17 tahun ini tidak pernah menyerah atas kesulitan yang dihadapinya.
Cici mempunyai kendala dalam hal kelancaran latihan, antara lain kurangnya alat-alat penunjang latihannya. Bahkan, pada awal program SATRIA berjalan, dia mengalami cidera pada kakinya. Namun, kondisi sulit yang dihadapinya tidak menyurutkan tekad Cici.
Pada tahun ini Cici mempunyai mimpi untuk dapat masuk Pelatnas. Untuk dapat lolos seleksi, dia harus giat berlatih guna mengasah kemampuannya. Dukungan dari SATRIA merupakan langkah persiapannya menghadapi kompetisi di beberapa kejuaraan seperti Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) dan Para Indonesia Open 2020.
Cici berharap suatu hari nanti dapat berlaga mewakili Indonesia dan menjadi juara di turnamen-turnamen di Asia maupun internasional. [dp/MTH]